Serba Serbi Bitcoin

[btc_indo]

Harga Bitcoin telah menurun sejak November. Selama minggu lalu, cryptocurrency juga menurun dan laporan mengatakan itu disebabkan oleh peraturan baru AS tentang aset digital.

Harga Bitcoin hari ini adalah 50% di bawah tertinggi November. Dari $69.000 pada bulan November, Bitcoin menghancurkan nilai harganya menjadi $32.951 minggu lalu.

Beragam cryptocurrency telah kehilangan nilai yang cukup besar. Misalnya, Ethereum, kripto umum yang digunakan oleh kolektor NFT berada pada titik terendah sejak Juli.

[readytoberich]

Bitcoin diketahui hanya tersedia 21 juta koin saja. Namun apa yang terjadi saat semuanya selesai ditambang?
Jumlah Bitcoin itu ditentukan oleh penciptanya Satoshi Nakamoto. Dengan begitu membuat kripto langka dan mengendalikan inflasi yang bisa timbul dari pasokan yang tidak terbatas.

India Today mengutip penelitian Blockchain.com Desember lalu, sudah ada 18,89 juta Bitcoin yang ditambang dan seluruhnya juga sudah beredar di pasaran. Butuh waktu hampir 12 tahun untuk Bitcoin menjual seluruh 19 juta koinnya.

Industri aset kripto semakin lama semakin tumbuh di Indonesia. Akibatnya, banyak pelaku penipuan yang mulai menggunakan kedok investasi bitcoin cs dalam menjalankan aksinya.
Sudah banyak nih tawaran investasi kripto padahal sebenarnya hanya skema ponzi belaka alias money game. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengeluarkan imbauan terhadap dugaan penipuan skema ponzi investasi aset kripto.

[btc_indo]

Istilah mengerikan mengacu pada kemerosotan tajam, diikuti oleh penurunan dalam perdagangan dan bulan lesunya pasar — sebuah fenomena yang secara mengesankan menimpa pasar crypto pada tahun 2018. Harga Bitcoin anjlok lebih dari 80% ke level $3.100 dari akhir. tahun 2017 hingga Desember tahun berikutnya, periode yang ditandai dengan boom-and-bust dari penawaran koin awal dan beberapa bank besar menunda rencana mereka untuk memulai meja perdagangan mata uang kripto. Bitcoin tidak akan mencapai level tertinggi baru hingga Desember 2020, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Bitcoin diketahui hanya tersedia 21 juta koin saja. Namun apa yang terjadi saat semuanya selesai ditambang?
Jumlah Bitcoin itu ditentukan oleh penciptanya Satoshi Nakamoto. Dengan begitu membuat kripto langka dan mengendalikan inflasi yang bisa timbul dari pasokan yang tidak terbatas.

India Today mengutip penelitian Blockchain.com Desember lalu, sudah ada 18,89 juta Bitcoin yang ditambang dan seluruhnya juga sudah beredar di pasaran. Butuh waktu hampir 12 tahun untuk Bitcoin menjual seluruh 19 juta koinnya.

[readytoberich]

Istilah mengerikan mengacu pada kemerosotan tajam, diikuti oleh penurunan dalam perdagangan dan bulan lesunya pasar — sebuah fenomena yang secara mengesankan menimpa pasar crypto pada tahun 2018. Harga Bitcoin anjlok lebih dari 80% ke level $3.100 dari akhir. tahun 2017 hingga Desember tahun berikutnya, periode yang ditandai dengan boom-and-bust dari penawaran koin awal dan beberapa bank besar menunda rencana mereka untuk memulai meja perdagangan mata uang kripto. Bitcoin tidak akan mencapai level tertinggi baru hingga Desember 2020, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

[btc_indo]

Harga aset kripto dari awal tahun 2022 hingga akhir pekan lalu sudah terkoreksi cukup parah, di mana harga kripto sudah ambles hingga hampir 30% dalam tiga pekan terakhir atau secara year-to-date (YTD).
Di Bitcoin, kini harganya sudah berada di kisaran US$ 35.000, di mana pada Minggu (23/1/2022) kemarin, harganya ambles lebih dari 3%. Bitcoin yang terkoreksi ke bawah level US$ 40.000 sudah terjadi sejak Jumat lalu.

Padahal awal November tahun lalu, Bitcoin sudah hampir menyentuh US$ 70.000/BTC. Artinya hanya butuh waktu kurang dari 2 bulan, market cap kripto paling populer ini telah anjlok hampir 50%.

Dibandingkan awal Januari lalu, harga Bitcoin telah mengalami penurunan hingga 10.000 dolar AS (sekitar Rp 143,4 juta). Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok, Pasar Kripto Dunia Rugi Hingga Rp 14.329 Triliun Sementara itu, Ethereum terjerembap hampir 10 persen ke kisaran 2.270 dolar AS (sekitar Rp 32 juta). Angka tersebut merupakan poin harga terendah untuk Ethereum sejak 28 Juli 2021. Sejauh ini, nilai Ethereum anjlok sekitar 38 persen sepanjang Januari 2022. Tidak hanya terjadi pada Bitcoin dan Ethereum saja, sejumlah mata uang kripto lainnya bernasib serupa dalam periode waktu yang sama. Harga mata uang kripto populer seperti Solana, Cardano, Polkadot terjun hingga menjadi di kisaran 17,8 persen (SOL), 12 persen (ADA), dan 11,6 persen (DOT).

[readytoberich]

Harga mayoritas cryptocurrency atau mata uang kripto kembali terkoreksi pada perdagangan Jumat (21/1/2022) pagi waktu Indonesia. Koreksi mata uang kripto karena sentimen pasar global pada hari ini masih cenderung ke arah negatif, di mana investor masih khawatir dengan potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Harga aset kripto dari awal tahun 2022 hingga akhir pekan lalu sudah terkoreksi cukup parah, di mana harga kripto sudah ambles hingga hampir 30% dalam tiga pekan terakhir atau secara year-to-date (YTD).
Di Bitcoin, kini harganya sudah berada di kisaran US$ 35.000, di mana pada Minggu (23/1/2022) kemarin, harganya ambles lebih dari 3%. Bitcoin yang terkoreksi ke bawah level US$ 40.000 sudah terjadi sejak Jumat lalu.

Padahal awal November tahun lalu, Bitcoin sudah hampir menyentuh US$ 70.000/BTC. Artinya hanya butuh waktu kurang dari 2 bulan, market cap kripto paling populer ini telah anjlok hampir 50%.

[btc_indo]

Mitra bisnis atau tangan kanan Warren Buffett, Charlie Munger, melabelkan bitcoin predikat sebagai "racun tikus" pada tahun 2013.

Guy Spier, investor dan salah satu murid pasangan tersebut, baru-baru ini mengatakan di podcast "We Study Billionaires" bahwa Munger mungkin mencoba melindungi investor — dan mungkin tidak meremehkan mata uang kripto seperti yang terlihat.


“Banyak orang mendekati dunia kripto dengan cara yang tidak terlalu cerdas. Dia mungkin benar sekali bahwa mereka jauh lebih mungkin kehilangan banyak daripada membuat kekayaan mereka di atas bukit,” kata Spier seperti yang dilansir dari Business Insider

Harga mayoritas cryptocurrency atau mata uang kripto kembali terkoreksi pada perdagangan Jumat (21/1/2022) pagi waktu Indonesia. Koreksi mata uang kripto karena sentimen pasar global pada hari ini masih cenderung ke arah negatif, di mana investor masih khawatir dengan potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

[readytoberich]

Pasar kripto rontok pada Selasa (18/1). Bitcoin memimpin penurunan harga dengan terjungkal ke level US$ 41.000. Altcoin terkemuka lainnya tetap di zona merah.

Mengacu data CoinMarketCap pada Selasa (18/1) pukul 21.00 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 41.672,79 atau turun 2,36% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

Mitra bisnis atau tangan kanan Warren Buffett, Charlie Munger, melabelkan bitcoin predikat sebagai "racun tikus" pada tahun 2013.

Guy Spier, investor dan salah satu murid pasangan tersebut, baru-baru ini mengatakan di podcast "We Study Billionaires" bahwa Munger mungkin mencoba melindungi investor — dan mungkin tidak meremehkan mata uang kripto seperti yang terlihat.


“Banyak orang mendekati dunia kripto dengan cara yang tidak terlalu cerdas. Dia mungkin benar sekali bahwa mereka jauh lebih mungkin kehilangan banyak daripada membuat kekayaan mereka di atas bukit,” kata Spier seperti yang dilansir dari Business Insider

[btc_indo]

Dominasi bitcoin sebagai alat pembayaran mulai menurun. Platform layanan pembayaran kripto, BitPay mengungkap pada 2021 orang yang menggunakan pembayaran dengan bitcon turun menjadi 65% dari 92% pada 2020.
Mengutip dari Bloomberg, Senin (17/1/2022) tidak hanya bitcoin, kripto lainnya juga menurun. Misalnya seperti penggunaan ethereum turun 15%, lalu dogecoin dan litecoin turun sebanyak 3%.

Pasar kripto rontok pada Selasa (18/1). Bitcoin memimpin penurunan harga dengan terjungkal ke level US$ 41.000. Altcoin terkemuka lainnya tetap di zona merah.

Mengacu data CoinMarketCap pada Selasa (18/1) pukul 21.00 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 41.672,79 atau turun 2,36% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

[readytoberich]

Bitcoin diperdagangkan pada rentang relatif kecil minggu ini. Hal itu memberikan sedikit kelegaan bagi pelaku pasar setelah perdagangan kripto bergejolak di awal tahun ini. Dalam sehari terakhir, harga bitcoin cenderung flat dengan kenaikan sekitar 3% selama sepakan, dibandingkan dengan kenaikan 5% yang dialami ethereum.
Meski demikian, beberapa pedagang dan analis tetap berhati-hati mengingat harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut sempat jatuh di bawah $40.000 awal pekan ini, meskipun hanya untuk sesaat.

Dominasi bitcoin sebagai alat pembayaran mulai menurun. Platform layanan pembayaran kripto, BitPay mengungkap pada 2021 orang yang menggunakan pembayaran dengan bitcon turun menjadi 65% dari 92% pada 2020.
Mengutip dari Bloomberg, Senin (17/1/2022) tidak hanya bitcoin, kripto lainnya juga menurun. Misalnya seperti penggunaan ethereum turun 15%, lalu dogecoin dan litecoin turun sebanyak 3%.