Mengutip Bloomberg, pasar saham global juga turun pada Senin karena investor mempertimbangkan risiko efek utang perusahaan properti raksasa di China, Evergrande. Perusahaan ini terancam bangkrut dan menyatakan tidak mampu membayar bunga pinjaman jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas.
Baca Juga: Pihak Berwenang di AS Selidiki Kemungkinan Pelanggaran Insider Trading di Binance
Evergrade memiliki utang senilai US$ 305 miliar setara dengan Rp 4.346 triliun (dengan kurs Rp 14.250 per dollar AS). Pelaku pasar khawatir kondisi ini bisa membuat risiko sistemik sektor keuangan China.