Serba Serbi Bitcoin

[readytoberich]

Mengutip MarketWatch, analis Bespoke Investment Group mencatat, Selasa (20/4) lalu menandai pertama kalinya Bitcoin, dalam periode 24 jam, jatuh di bawah rata-rata pergerakan 50 hari terakhir setidaknya sejak 2014.

Pankaj Balani, CEO Delta Exchange, memperingatkan, penurunan berkelanjutan Bitcoin dari harga jangka pendek bisa menyebabkan kripto itu terjun bebas ke level US$ 40.000.

Harga Bitcoin turun 10,1% menjadi US$ 54.743,57 pada pukul 7.30 pagi di New York pada hari Minggu, setelah sebelumnya turun sebanyak 15,1% menjadi US$ 51.707,51 di pasar Asia pada hari yang sama.

Laporan online mengaitkan penurunan tersebut dengan spekulasi bahwa Departemen Keuangan AS dapat menindak pencucian uang yang dilakukan melalui aset digital.

[Instaforex_Joy]

Harga bitcoin dalam sepekan terakhir melemah 11,61%. Penurunan ini seakan membenarkan kekhawatiran Managing Director JPMorgan Chase & Co Nikolaos Panigirtzoglou yang beberapa waktu terakhir meragukan harga Bitcoin.

Panigirtzoglou dalam riset yang ditulis pada Selasa (20/4) menjelaskan, jika cryptocurrency dengan kapitalisasi terbesar tidak segera dapat menembus level atas US$ 60.000 maka ada sinyal harga Bitcoin dalam momentum runtuh bisa terjadi. Sebab ada sebuah tanda pedagang, Penasihat Perdagangan Komoditas (CTA) dan kripto fund akumulasi Bitcoin secara gradual dalam jumlah banyak dan biasanya akan melepas pada saat terakhir.

Mengutip MarketWatch, analis Bespoke Investment Group mencatat, Selasa (20/4) lalu menandai pertama kalinya Bitcoin, dalam periode 24 jam, jatuh di bawah rata-rata pergerakan 50 hari terakhir setidaknya sejak 2014.

Pankaj Balani, CEO Delta Exchange, memperingatkan, penurunan berkelanjutan Bitcoin dari harga jangka pendek bisa menyebabkan kripto itu terjun bebas ke level US$ 40.000.

[readytoberich]

"Kasus-kasus meningkat, Bitcoin dijual dengan tajam pada akhir pekan, tetapi stabil pada hari Senin karena analis bertaruh sekarang akan jatuh ke tahap konsolidasi.
Lonjakan besar cryptocurrency ke area $ 65.000 di sekitar debut Coinbase di Nasdaq mengaturnya untuk jatuh, yang kemungkinan akan diikuti oleh periode terikat kisaran yang kurang volatil.

Harga bitcoin dalam sepekan terakhir melemah 11,61%. Penurunan ini seakan membenarkan kekhawatiran Managing Director JPMorgan Chase & Co Nikolaos Panigirtzoglou yang beberapa waktu terakhir meragukan harga Bitcoin.

Panigirtzoglou dalam riset yang ditulis pada Selasa (20/4) menjelaskan, jika cryptocurrency dengan kapitalisasi terbesar tidak segera dapat menembus level atas US$ 60.000 maka ada sinyal harga Bitcoin dalam momentum runtuh bisa terjadi. Sebab ada sebuah tanda pedagang, Penasihat Perdagangan Komoditas (CTA) dan kripto fund akumulasi Bitcoin secara gradual dalam jumlah banyak dan biasanya akan melepas pada saat terakhir.

[btc_indo]

Aset kripto Bitcoin dan Dogecoin sedang jadi pembicaraan publik. Pasalnya, pasalnya harga kedua aset kripto ini naik tinggi sejak awal tahun ini dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Sejak awal tahun, Bitcoin sudah memberikan return (imbal hasil) mencapai 91% sejak awal tahun 2021. Harga Bitcoin sudah tergolong malah menyentuh US$56.000-an per keping. Sementara Dogecoin sudah memberikan return 6.253% dari sejak awal tahun. Harganya tergolong murah karena belum menyentuh US$1 per koin.

"Kasus-kasus meningkat, Bitcoin dijual dengan tajam pada akhir pekan, tetapi stabil pada hari Senin karena analis bertaruh sekarang akan jatuh ke tahap konsolidasi.
Lonjakan besar cryptocurrency ke area $ 65.000 di sekitar debut Coinbase di Nasdaq mengaturnya untuk jatuh, yang kemungkinan akan diikuti oleh periode terikat kisaran yang kurang volatil.

[readytoberich]

Bitcoin (BTC-USD) mengalami aksi jual besar-besaran, turun sebanyak 15% dalam 24 jam terakhir - penurunan intraday terbesar sejak Februari - beberapa hari setelah mencapai rekor tertinggi.

Pada akhir Februari, bitcoin mengalami penurunan ke level $ 43.000 di tengah ketidakpastian di pasar tradisional atas ekspektasi stimulus dan efek positifnya pada imbal hasil obligasi AS.

Penurunan tersebut tampaknya bertepatan dengan laporan bahwa Departemen Keuangan AS berencana menangani lembaga keuangan untuk pencucian uang yang dilakukan melalui aset digital.

Pada hari Minggu, bitcoin merosot hampir $ 8.000 dan saat ini diperdagangkan 12% lebih rendah pada $ 54.900 turun dari hari tertinggi $ 61.293.

Aset kripto Bitcoin dan Dogecoin sedang jadi pembicaraan publik. Pasalnya, pasalnya harga kedua aset kripto ini naik tinggi sejak awal tahun ini dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Sejak awal tahun, Bitcoin sudah memberikan return (imbal hasil) mencapai 91% sejak awal tahun 2021. Harga Bitcoin sudah tergolong malah menyentuh US$56.000-an per keping. Sementara Dogecoin sudah memberikan return 6.253% dari sejak awal tahun. Harganya tergolong murah karena belum menyentuh US$1 per koin.

[btc_indo]

Bitcoin naik ke rekor tertinggi pada hari Rabu karena perusahaan mata uang digital utama go public di bursa saham Nasdaq Amerika.

Go public berarti perusahaan menjual saham untuk mengumpulkan uang. Ini juga berarti bahwa pemilik perusahaan sekarang harus menjawab siapa yang membeli saham tersebut.

Pada satu titik sebelum perusahaan terdaftar, Coinbase, nilai bitcoin naik di atas $ 64.000. Coinbase adalah AS terbesar. pertukaran mata uang digital, juga dikenal sebagai cryptocurrency. Bitcoin adalah bentuk mata uang kripto terbesar di dunia.

Nilai bitcoin telah naik dan turun dengan liar sejak diciptakan pada tahun 2009 oleh pengembang atau grup misterius yang bernama Satoshi Nakamoto. Tahun ini, mata uang digital mencapai rekor besar lainnya pada awal Januari ketika mencapai $ 40.000.

Bitcoin (BTC-USD) mengalami aksi jual besar-besaran, turun sebanyak 15% dalam 24 jam terakhir - penurunan intraday terbesar sejak Februari - beberapa hari setelah mencapai rekor tertinggi.

Pada akhir Februari, bitcoin mengalami penurunan ke level $ 43.000 di tengah ketidakpastian di pasar tradisional atas ekspektasi stimulus dan efek positifnya pada imbal hasil obligasi AS.

Penurunan tersebut tampaknya bertepatan dengan laporan bahwa Departemen Keuangan AS berencana menangani lembaga keuangan untuk pencucian uang yang dilakukan melalui aset digital.

Pada hari Minggu, bitcoin merosot hampir $ 8.000 dan saat ini diperdagangkan 12% lebih rendah pada $ 54.900 turun dari hari tertinggi $ 61.293.

[readytoberich]

Meningkatnya popularitas cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum serta adanya perusahaan yang menerima pembayaran dengan mata uang digital ini menjadi perhatian Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
Jerome Powell mengatakan sebagian besar cryptocurrency dipakai untuk taruhan pada kenaikan harganya dan belum mencapai status mekanisme pembayaran.


"Cryptocurrency benar-benar kendaraan spekulasi," ujar Jerome Powell The Economic Club of New York dalam wawancara virtual dengan David Rubenstein, salah satu pendiri Carlyle Group. "Mereka tidak benar-benar digunakan secara aktif sebagai pembayaran."



Powell pun membandingkan cryptocurrency dengan emas. "Selama ribuan tahun, manusia telah memberikan emas nilai khusus yang tidak didapatkannya sebagai logam industri" ujar Jerome Powell seperti dikutip dari CNBC International

Bitcoin naik ke rekor tertinggi pada hari Rabu karena perusahaan mata uang digital utama go public di bursa saham Nasdaq Amerika.

Go public berarti perusahaan menjual saham untuk mengumpulkan uang. Ini juga berarti bahwa pemilik perusahaan sekarang harus menjawab siapa yang membeli saham tersebut.

Pada satu titik sebelum perusahaan terdaftar, Coinbase, nilai bitcoin naik di atas $ 64.000. Coinbase adalah AS terbesar. pertukaran mata uang digital, juga dikenal sebagai cryptocurrency. Bitcoin adalah bentuk mata uang kripto terbesar di dunia.

Nilai bitcoin telah naik dan turun dengan liar sejak diciptakan pada tahun 2009 oleh pengembang atau grup misterius yang bernama Satoshi Nakamoto. Tahun ini, mata uang digital mencapai rekor besar lainnya pada awal Januari ketika mencapai $ 40.000.

[btc_indo]

ganggu Pasar saham juga itu BTC

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi parah pada perdagangan hari Senin (12/4/21). Tercatat indeks acuan bursa lokal ambruk hingga 2%.
IHSG memang sedang lesu akhir-akhir ini. Tercatat dalam lima pekan terakhir, IHSG hanya mampu menguat satu pekan. Bahkan IHSG sudah terkoreksi parah dari level 6.350 hingga saat ini ambruk ke bawah 5.950 atau koreksi sebesar 400 indeks poin.

Menariknya selain IHSG yang terus terkoreksi, nilai transaksi di bursa lokal juga terus menyusut hingga ke rata-rata Rp 8-9 triliun per hari. Angka ini tentu saja jauh di bawah rata-rata perdagangan Januari 2020 ataupun pada kuartal ketiga tahun 2020 dimana dalam sehari IHSG bisa mencatatkan transaksi mencapai Rp 25 trilium.

Meningkatnya popularitas cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum serta adanya perusahaan yang menerima pembayaran dengan mata uang digital ini menjadi perhatian Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
Jerome Powell mengatakan sebagian besar cryptocurrency dipakai untuk taruhan pada kenaikan harganya dan belum mencapai status mekanisme pembayaran.


"Cryptocurrency benar-benar kendaraan spekulasi," ujar Jerome Powell The Economic Club of New York dalam wawancara virtual dengan David Rubenstein, salah satu pendiri Carlyle Group. "Mereka tidak benar-benar digunakan secara aktif sebagai pembayaran."



Powell pun membandingkan cryptocurrency dengan emas. "Selama ribuan tahun, manusia telah memberikan emas nilai khusus yang tidak didapatkannya sebagai logam industri" ujar Jerome Powell seperti dikutip dari CNBC International

[readytoberich]

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Senin bahwa publik Amerika Serikat perlu memahami risiko di balik Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, bahkan ketika bank sentral sendiri sedang mempelajari potensi biaya dan manfaat dari dolar digital.

Powell mengatakan Fed lebih suka menyebut koin kripto sebagai "aset kripto," karena volatilitasnya merusak kemampuan mereka untuk menyimpan nilai, fungsi dasar dari sebuah mata uang.

ganggu Pasar saham juga itu BTC

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi parah pada perdagangan hari Senin (12/4/21). Tercatat indeks acuan bursa lokal ambruk hingga 2%.
IHSG memang sedang lesu akhir-akhir ini. Tercatat dalam lima pekan terakhir, IHSG hanya mampu menguat satu pekan. Bahkan IHSG sudah terkoreksi parah dari level 6.350 hingga saat ini ambruk ke bawah 5.950 atau koreksi sebesar 400 indeks poin.

Menariknya selain IHSG yang terus terkoreksi, nilai transaksi di bursa lokal juga terus menyusut hingga ke rata-rata Rp 8-9 triliun per hari. Angka ini tentu saja jauh di bawah rata-rata perdagangan Januari 2020 ataupun pada kuartal ketiga tahun 2020 dimana dalam sehari IHSG bisa mencatatkan transaksi mencapai Rp 25 trilium.

[btc_indo]

Harga bitcoin hari ini, Minggu (11/4/2021) kembali menyentuh level 60.000 dollar AS per keping. Dikutip dari CoinDesk, harga bitcoin pada pukul 10.00 WIB berada di harga 60.373 dollar AS atau sekitar Rp 875,40 juta (kurs Rp 14.500). Harga mata uang kripto tersebut menguat 2,31 persen bila dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Baca juga: Kapitalisasi Aset Kripto Tembus Rp 28.000 Triliun, Dipimpin Bitcoin Bahkan dalam 24 jam terakhir, bitcoin kembali menyentuh level 61.065 dollar AS per keping atau Rp 885,44 juta. Sejak awal tahun, harga bitcoin telah menguat hingga 107,26 persen. Sementara bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, harga bitcoin telah menguat lebih dari 700 persen. Menguatnya harga bitcoin salah satunya didorong oleh faktor kian banyak investor institusi yang menggunakan aset kripto sebagai pilihan investasi.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Senin bahwa publik Amerika Serikat perlu memahami risiko di balik Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, bahkan ketika bank sentral sendiri sedang mempelajari potensi biaya dan manfaat dari dolar digital.

Powell mengatakan Fed lebih suka menyebut koin kripto sebagai "aset kripto," karena volatilitasnya merusak kemampuan mereka untuk menyimpan nilai, fungsi dasar dari sebuah mata uang.