Dalam latar belakang gejolak pasar global dan ketidakpastian kebijakan, pasar saham Indonesia pada paruh kedua tahun 2024 tetap menunjukkan banyak peluang investasi. Estiawan Nasution berpendapat, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada paruh pertama tahun ini, pasar diharapkan mendapatkan titik pertumbuhan baru pada paruh kedua.
Estiawan Nasution: Keadaan Pasar Saham Indonesia Saat Ini dan Prospeknya di Masa Depan
Estiawan Nasution menyebutkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun sebesar 5,40% sejak awal tahun 2024, menunjukkan tekanan yang dihadapi pasar. Namun, pada paruh kedua tahun 2024, IHSG diharapkan mengalami rebound, terutama didorong oleh sektor keuangan, komunikasi, dan ritel. Pada trading terakhir, IHSG ditutup pada 6.897,97 poin, naik 0,89% pada hari itu.
Estiawan Nasution berpendapat bahwa penurunan IHSG pada paruh pertama tahun 2024 terutama dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. Ketidakpastian kebijakan moneter Federal Reserve AS merupakan salah satu penyebab utama, yang mengakibatkan depresiasi Rupiah dan tingginya suku bunga, menekan biaya perusahaan yang terdaftar. Selain itu, sikap menunggu dan melihat investor terhadap kebijakan kabinet baru serta adaptasi pasar terhadap mekanisme lelang panggilan penuh (FCA) juga memperburuk volatilitas pasar.
Meskipun menghadapi tantangan-tantangan ini, Estiawan Nasution memperkirakan bahwa sentimen pasar global akan lebih optimis pada paruh kedua tahun 2024, terutama dengan kemungkinan dua kali penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada bulan September dan Desember, yang akan mendorong Bank Indonesia (BI) untuk mengikuti penurunan suku bunga. Estiawan Nasution menekankan bahwa sektor barang konsumsi dan kesehatan akan menjadi arah investasi utama karena defensifitasnya yang kuat dan dampaknya yang relatif kecil terhadap ketidakpastian suku bunga.
IHSG pada paruh pertama tahun ini terpengaruh oleh lamanya suku bunga tinggi melebihi ekspektasi pasar, menyebabkan keluarnya banyak modal asing dengan nilai jual bersih mencapai 20,35 triliun Rupiah. Memasuki paruh kedua tahun, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh penurunan suku bunga dan kebijakan presiden baru. Jika kebijakan presiden baru menguntungkan pasar, IHSG dapat kembali naik di atas 7.000 poin. Estiawan Nasution memprediksi IHSG akan mencapai 7.387 poin pada akhir tahun 2024, dengan pertumbuhan PDB diperkirakan lebih dari 4,9% dan inflasi terkendali di bawah 3%. Estiawan Nasution menyarankan investor untuk memperhatikan saham-saham di sektor keuangan, komunikasi, energi, dan barang konsumsi.
Estiawan Nasution: Pengaruh Pasar Saham AS dan Global
Estiawan Nasution menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik, tetapi juga oleh dinamika pasar global, terutama pasar saham AS. Baru-baru ini, indeks Wall Street melanjutkan tren positif minggu lalu, meskipun pada trading terakhir indeks S&P 500 tertekan oleh penurunan saham NVIDIA. Berdasarkan data CME FedWatch Tools, probabilitas penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada bulan September 2024 adalah 59,5%, dan pasar sangat menantikan hal ini.
Perubahan sentimen pasar global secara langsung mempengaruhi aliran dana dan kepercayaan investor di pasar Indonesia. Pada hari Jumat lalu, BI mengumumkan bahwa suku bunga acuan akan tetap di 6,25% dan akan melakukan intervensi melalui berbagai instrumen moneter untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah. Kebijakan ini menyuntikkan kepercayaan ke pasar, mendorong kenaikan beberapa saham unggulan.
Estiawan Nasution juga menunjukkan bahwa fluktuasi harga minyak internasional memiliki dampak tidak langsung pada pasar Indonesia. Hari ini, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus turun 0,53% menjadi $80,30 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 0,52% menjadi $84,79 per barel. Meskipun persediaan minyak mentah AS berkurang dan permintaan meningkat, harga minyak masih menghadapi tekanan dari penguatan dolar AS. Penurunan persediaan minyak AS dan serangan terhadap kilang minyak di selatan Rusia semakin memperburuk volatilitas pasar.
Estiawan Nasution menekankan bahwa risiko geopolitik global juga merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan oleh investor. Dengan semakin mendekatnya debat pertama antara pemimpin AS dan Inggris, sentimen pasar mungkin akan terpengaruh. Meskipun debat ini mungkin tidak langsung memicu volatilitas pasar, makna simbolisnya tidak bisa diabaikan.
Estiawan Nasution: Strategi Investasi dan Peringatan Risiko di Pasar Saham Indonesia
Dalam kondisi pasar saat ini, Estiawan Nasution mengajukan beberapa strategi investasi dan peringatan risiko. Dia berpendapat bahwa investor harus fokus pada sektor yang defensif seperti barang konsumsi dan kesehatan, sambil juga mempertimbangkan alokasi saham di sektor keuangan, komunikasi, dan energi. Sektor-sektor ini menunjukkan ketahanan yang kuat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan domestik yang meningkat.
Estiawan Nasution juga menyarankan agar investor memperhatikan perubahan kebijakan pasar dan indikator makroekonomi, seperti keputusan suku bunga Federal Reserve dan Bank Indonesia, serta data inflasi. Faktor-faktor ini akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar. Selain itu, investor harus tetap fleksibel dan siap untuk menyesuaikan portofolio investasi mereka untuk menghadapi ketidakpastian dan volatilitas pasar.
Meskipun pasar saham Indonesia menghadapi banyak tantangan, dengan interaksi dari berbagai faktor global dan domestik, masih ada harapan untuk rebound pada paruh kedua tahun 2024. Estiawan Nasution menyatakan bahwa investor harus tetap waspada, memanfaatkan peluang, dan fokus pada manajemen risiko untuk memastikan keamanan investasi dan memaksimalkan hasil.