Quote Originally Posted by btc_indo View Post
Mengingat gejala varian Omicron yang ringan dan sulit dibedakan dengan batuk atau flu biasa, pemerintah menghimbau masyarakat untuk segera melakukan tes Covid-19 jika merasakan gejala tersebut "Tidak pergi ke area publik, dan melakukan isolasi mandiri jika terdapat gejala seringan apapun," ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Padjaitan dalam konferensi pers, Senin (24/1). Sejak teridentifikasi pertama kali di Afrika Selatan pada November tahun lalu, Omicron telah menyebar lebih dari dua bulan, yang lebih dari cukup bagi orang untuk melaporkan gejala varian ini. Business Insider, menggunakan data dari Zoe COVID Symptom Study, mencatat 14 gejala teratas dari varian Omicron. Data hingga 5 Januari lalu berdasarkan kasus varian Omicron di Inggris Raya. Irene Petersen, profesor epidemiologi di University College London menyebutkan, “hidung berair dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi, tetapi mungkin juga merupakan gejala pertama dari Omicron".
Kasus Covid-19 terus meningkat sejak awal Januari 2022, seiring dengan meluasnya varian Omicron. Data Kementerian Kesehatan pada Kamis (27/1/2022), kasus Covid-19 bertambah 8.077, tertinggi sejak 11 September 2021 yang menyentuh 5.001.

Bahkan, penularan Covid-19 di Tanah Air mulai didominasi varian Omicron. Di tengah merebaknya Omicron, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen masih berjalan. Meskipun, banyak sekolah melaporkan temuan kasus Covid-19 pada siswanya. Bahkan, di Jakarta sudah 90 sekolah yang menghentikan PTM karena ada siswa atau guru yang terpapar Covid-19.

BACA JUGA:
Respon Kemendikbudristek soal 90 Sekolah di Jakarta Tutup Akibat Covid-19
Tak heran muncul desakan dari Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) yang meminta pelaksanaan PTM dihentikan dulu hingga badai Covid-19 mereda. Namun, tidak semuanya sepakat dengan penghentian total PTM.