Quote Originally Posted by btc_indo View Post
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Kamis bahwa Inggris "cemas" tentang varian virus korona yang pertama kali terdeteksi di India dan pemerintahnya "tidak mengesampingkan" untuk mengatasi penyebarannya di negara itu.

"Kami ingin memastikan bahwa kami mengambil semua kehati-hatian, semua langkah hati-hati sekarang yang bisa kami ambil," katanya kepada Sky News.

"Jadi ada rapat hari ini (Kamis) untuk mempertimbangkan secara tepat apa yang perlu kami lakukan," katanya.

Pernyataan Johnson muncul setelah lonjakan varian baru di beberapa wilayah di Inggris. Para ilmuwan telah menyuarakan keprihatinan bahwa vaksin saat ini mungkin kurang efektif melawan varian baru.

Konsorsium ilmuwan yang mempelajari varian baru di negara tersebut, COG-UK, telah mengidentifikasi total 1.723 kasus varian India yang dikenal sebagai B1617.2.

Meskipun beberapa di antaranya akan menjadi duplikat, itu lebih dari tiga kali lipat angka yang dikonfirmasi Kesehatan Masyarakat Inggris pekan lalu dari 520, menurut Sky News.

Lebih dari satu tahun menghadapi pandemi Covid-19, sejumlah negara justru mengalami peningkatan kasus, salah satunya Singapura bahkan menerapkan sejumlah aturan baru terkait pembatasan untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Salah satunya hanya memperbolehkan kelompok masyarakat berisi dua orang saja.
Aturan tersebut berlaku mulai hari ini, Minggu (16/5/2021) Hingga 13 Juni mendatang. Selain itu juga pembatasan dilakukan dengan rumah dilarang menerima lebih dari dua pengunjung berbeda per harinya. Individu juga mengatasi pertemuan dalam dua hari.

Selama periode itu, restoran dan tempat jajanan hanya melayani take away dan pengiriman. Menurut Kementerian Kesehatan setempat, resiko tinggi hadir dari pelanggan dengan jarak dekat dan makan dengan waktu lama serta masker dilepas, dikutip Straits Times, Minggu (16/5/2021).